Minggu, 12 Februari 2012

Pemalu dan Kecanduan Internet akan Masuk Kategori Sakit Jiwa

Dalam analisis revisi panduan diagnosis gangguan mental yang menjadi acuan profesional kesehatan mentalsedunia, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), para psikolog,psikiater dan ahli kesehatan mentalmembahas tentang kategori gangguan mental baru yang dianggap konyol dan sangat mengkhawatirkan serta berbahaya.

Panduan yang selesai direvisi tahun depan ini bisa memberikan diagnosa medis bagi pemerkosa berantai dan penjahat seks dengan label 'paraphilic coercive disorder'. Akibatnya, sang pelaku bisa terbebas dari penjara karena ada alasan kesehatan atas perilakunya.

Kinderman mengatakan edisi baru yang dikenal sebagai DSM-5 ini akan menyebabkan munculnya diagnosis berbagai masalah yang seharusnya tidak pernah dianggap sebagai penyakit mental. Contohnya adalah gangguan pemalu, berduka, bandel dan kecanduan internet.

Dalam DSM edisi sebelumnya, seseorang yang baru saja kehilangan orang yang dicintai dan memiliki suasana hati yang buruk dianggap normal karena sedang berkabung. Namun DSMedisi baru ini akan mengabaikan kriteria kematian dan hanya melihat gejalanya, kemudian memasukkan gejalanya dalam kategori penderita penyakit depresi.

"Banyak orang yang pemalu, berduka, eksentrik atau memiliki kehidupan romantis yang tidak biasa akan tiba-tiba dicap sakit jiwa. Ini tidak manusiawi, tidak ilmiah, dan tidak akan membantu memutuskan bantuan apa yang dibutuhkan seseorang," kata Kinderman seperti dilansir FoxNews, Jumat (10/2/2012).

Diagnosa baru lain yang dianggap bermasalah oleh para ahli adalah 'gangguan berjudi,gangguan kecanduan internet dan gangguan pemberontak oposisi', yaitu suatu kondisi di mana anak secara aktif menolak memenuhi permintaan mayoritas dan melakukan tindakan yang disengaja untuk mengganggu orang lain.

"Itu berarti anak-anak yang berkata 'tidak' kepada orangtuanya lebih dari jumlah tertentu akan masuk dalam kriteria tersebut. Dengan kriteria ini, banyak di antara kita yang akan mengatakan bahwa anak-anak kita sakit jiwa," kata Kinderman.

Sebagai dampak yang tidak diinginkan, Profesor Allen Frances, profesor Emeritus di Duke University dan ketua komite yang mengawasi revisi DSM edisi sebelumnya, mengkhawatirkan jutaan orang akan mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tidak tepat.

Dana yang digunakan untuk pengobatan akan sia-sia sebab diberikan untuk orang yang tidak membutuhkan, bahkan mungkin bisa merugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar